Minggu, 05 Oktober 2014

#7 Journey - No Action Talk Only

Perjalanan pun berlanjut.... sampai di kota tempat pamannya tinggal...
seperti ada sesuatu yang lain di sini..? Tampaknya suatu lingkungan yang amat menjunjung tinggi kebersamaandan dan solidaritas, terlihat dari begitu banyaknya slogan-slogan tertempel di dinding, spanduk-spanduk pingir jalan, bertuliskan 'SEMANGAT BERBAGI!', 'KITA SEMUA BERSAUDARA', 'DUKAMU ADALAH LUKAKU...' dan ... lihat, banyak pemuda-pemudi yang sedang menyebarkan pamflet dan dukungan kepedulian terhadap korban bencana alam ! Wah, tempat ini hebat!

Tapi... sebentar.., begitu dia sampai di kediaman pamannya, apa yang dia lihat..? Seorang lelaki tua yang sudah mulai renta, berdiri gemetar menyambutnya di pintu, kedua tangan keriputnya bertumpu pada sebatang tongkat kayu, bajunya lusuh, abu-abu kecoklatan karena kotor... sorot matanya nanar menatapnya... Pamannya lapar...

Lapar...? Tanya FUlan dalam hati... Bukankah disekelilingnya dia memiliki saudara yang akan peduli dengan keadaanya? Kemana mereka semua? Sibuk berkampanye tentang kepedulian sosial?

Si Fulan menghela nafas panjang... dia merasa berdosa... Seandainya dia dan setiap pribadi muslim yang lain sadar akan kewajiban rutinnya 'berbagi' sedekah untuk setiap keping rezeki yang dia dapat. Tak akan ada yang berdiri dengan perut lapar seperti bapak tua di ujung jalan tadi.Tak akan ada anak menangis minta susu ke ibunya yang hanya mampu memberi air putih ke bayinya. Tak akan ada pengurus panti yang kepanasan berkeliling kampung mencari dana untuk kelangsungan hidup anak yatim yang menjadi tanggungannya.

Si Fulan merogoh kantung bekalnya..., ada sepotong roti sisa sahur tadi malam. Mukanya berseri, senang karena bisa memberi sedikit obat sekedar menunda lapar untuk pamannya, dan Fulan memutuskan untuk tinggal beberapa saat di rumah sang paman hingga membaik kondisinya.

Bukankah, bukan berapa banyak jumlah yang bisa kita sedekahkan...? Melainkan seberapa besar bagian dari semua kekayaan yang kita miliki yang akan membuatnya berarti di Mata Tuhannya...?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar