Rabu, 11 Februari 2015

#10 Journey - Where is the Edge

    Setelah beberapa lama bertafakur memohon kekuatan Pada Sang Maha Perkasa, Fulan merasa lebih lega, Seakan terangkat beban berat di hatinya. Dia sadar adalah tidak mungkin menghindari atau memperkecil permasalahan dalam hidup, dia hanya memohon pada Yang Maha Berkehendak agar melapangkan hatinya agar mampu menampung semua beban hidup yang dia yakin tak akan melebihi kemampuannya untuk menjalani.

    Kali ini Fulan meneruskan perjalanannya ke arah matahari terbit yaitu ketimur. Belum lagi lama langkahnya kembali kesabarannya dan kaumnya diuji. Tokoh panutan utamanya, manusia paling mulia di bumi sepanjang sejarah, yang telah dipercaya oleh Rabb untuk menyampaikan risalah-Nya melalui Al-Qur'an dan hadits, yang teramat sangat dia cintai, sedang dihina dan dicemooh.

    Fulan tidak mengerti cara mereka berpikir, tidak pernah sekalipun Fulan menghalangi umat lain untuk memeluk keyakinan mereka, menjalani ritual keagamaannya apalagi sampai mencemooh tokoh agama mereka, karena keyakinan adalah asasi tertinggi umat manusia. Tapi kenapa mereka malah berbuat sebaliknya ???

    Terlebih lagi karena agama warisan Rasul-Nya-lah yang mengajarkan untuk selalu menghargai umat lain, selalu berprasangka baik pada semua orang, mengutamakan untuk bersikap tabbayun, terlebih dahulu mengklarifikasi tentang segala permasalahan dan bahkan apabila memungkinkan lebih memilih pemecahan masalah dengan jalan damai.

    Tetapi bukan berarti dia akan diam saja apabila ada yg mendzolimi diri maupun kaumnya. Fulan hanyalah manusia biasa yg apabila orang terkasih diganggu apalagi dihina dan dicerca, ada saatnya dia harus bersikap tegas bahkan keras bila perlu, demi untuk menyampaikan pesan bahwa dia bisa melawan, dan kalau mau diapun akan melawan dengan keras apabila keadaan memaksanya untuk membela diri demi kemuliaan keyakinan yg dia pegang erat sejak lahir hingga akhir.

    Agamanya hanya mengijinkan Fulan untuk bertindak keras jika sudah tidak ada jalan lain untuk ditempuh, jika harga diri , nyawanya atau nyawa keluarga dan saudaranya apalagi akidahnya terancam, maka membela diri menjadi wajib hukumnya.

    Dia menguatkan tekad dalam hati, sesuai pesan Rasululloh, tidak akan pernah memulai perang, akan tetapi jika perang datang menghampirinya, takkan surut langkah maju kedepan !
 
InsyaAlloh...

2 komentar:

  1. Bagus banget nih bang blognya..heee

    BalasHapus
    Balasan
    1. thks kunjungannya. Semoga Fulan tetep bisa jadi warisan yg baik. :)

      Hapus