Kamis, 25 September 2014

#4 Journey - "ain't know me ? dont judge me."

... pada perjalanan selanjutnya Si Fulan berniat mengunjungi Sang Paman yang memang sudah lama tak terdengar kabarnya, kemudian si Fulan memutuskan ke staisiun kereta api dan membeli tiket untuk ke rumah pamannya, di peron dan ruang tunggu Fulan tertegun sejenak, sedikit terkejut..., beberapa pasang mata menatap curiga, sebagian membuang muka dengan sinis, yang lain berusaha menjaga jarak, menjauh ...

KENAPA? karena pecinya? cambangnya? celana cingkrang se-tulang keringnya? lantas kenapa dengan semua itu?!

Si Fulan memang sengaja menunjukkan jati dirinya, siapa dia sebenarnya karena dia bangga... tanpa ada sedikitpun rasa takut untuk menjadi tidak populer, tidak diterima dalam satu komunitas, tidak bisa mendapat pekerjaan, atau bahkan ditakuti oleh lingkungan sekitarnya, Fulan sama sekali tidak takut dengan agamanya sendiri... dia hanya berusaha menjalankan sunnah yang diperintahkan Nabi Besarnya, dan karena dia yakin penampilannya adalah untuk mewakili suatu ajaran yang sangat manusiawi dan memanusiakan manusia, penuh kasih sayang terhadap sesama, lemah lembut dalam menyampaikan, jauh dari kekerasan dan prasangka buruk...,

... dan finalnya Fulan ditolak untuk naik kereta meski tiket sudah di tangan, dengan lesu Fulan berlalu hendak mencari transportasi lain, belum lama berselang tiba-tiba terdengar ledakan dahyat bergemuruh ternyata kereta yang batal dinaiki meledak ?
Bergumam Fulan dalam hati, "……???"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar